Kumpulan puisi “Melodi Kematian Ketika Cinta
Berlabuh” merupakan kegelisahan penulis sejak sewindu yang lalu, apa yang
terjadi di Bumi Pertiwi ini karena banyak ketimpangan hukum dan penindasan. Di
samping itu puisi ini menyajikan rindu, cinta pertama, heroisme, kehampaan
hidup dan gejolak sosial yang tidak pernah usai.
Bagaimana hancurnya hati seorang pria kepada gadis
pujaannya di lingkungan Jalur Gaza, karena baru saja hari ini menggunakan gaun
pengantin namun esok paginya gaun pengantin itu untuk menyelimuti istrinya yang
meninggal dunia karena reruntuhan tembok akibat serangan bom dan hujan peluru.
Meratapi kesedihan yang menahan tangis
tanpa air mata.
Sedangkan di negeri ini tanah Rempang terjadi hujan gas air mata karena tidak mau
meninggalkan bumi kelahirannya yang dihuni sejak ratusan tahun sebelum kota
Jakarta berdiri. Tangis para penghuni usia lanjut hingga balita pecah karena
mempertahankan hidup di bumi kelahirannya.
Sedangkan suara petani
“ Jika gajimu tinggi
A ku diam
D an
T unjanganmu makin tinggi
A ku juga diam
..............................
..............................
Karena pagi ini
p ara petani
sedang
menaikkan bendera ........”
Buku kumpulan puisi ini
disajikan dengan bahasa yang lugas dan sederhana agar bisa di gunakan untuk
bacaan tambahan di b umi Nusantara dalam
berimajinasi , j ika perasaan hati merasa
hampa.